Jumat

Dariku Untukmu

Duhai akhii…
sungguh beruntung wanita yang menjadi pendampingmu
kau berikan seluruh cintamu selalu di sisinya tetapi Allah dan rasul-Nya tetap di hatimu
kau berparas teduh dipandang mata, sejuk di hati
semangat dakwahmu begitu tinggi bagai api yang membakar besi
iman dan taqwa menjadi pakaianmu setiap saat
ridho Allah menjadi pertimbanganmu saat kau akan melakukan sesuatu
kau yang penyayang kepada sesama,ikhlas dengan segala kebaikan yang engkau lakukan,cintamu begitu agung dan mahal yang tak akan kau obral dan tak akan kau berikan kepada sembarang wanita
kau penuntun kejannah-Nya
dengan suara pelan namun tegas,dengan tindakan lembut namun bijaksana
kesederhanaan yang engkau sandang indah dipandang
kau biasa namun kau perkasa
kau apa adanya namun memiliki segalanya
dunia kau pegang namun akhirat sebagai tujuan
kaulah laki-laki shaleh idaman setiap wanita dan di nanti bidadari di syurga

Kamis

Sebait Rinduku


Dalam setiap desah nafasku itulah setiap kerinduanku
mendampakanmu untuk selalu disisi
menjadikan satu yang ada di hati ini

tiada daya aku hidup sendiri
sepi...
tak tempat untuk berbagi
tak ada tempat untuk bersandar
tak ada tempat untuk berbagi canda

kumenrindukan engkau pangeran syurga
engkau yang menuntunku ke jannah-Nya
mendatangkan kedamaian
mendatangkan ketentraman
mendatangkan kehangatan
mendatangkan berkah

aku merindukanmu yang masih disembunyikan-Nya
aku tak meminta yang sempurna,cukup engkau yang mengerti dan memahamiku....

nasihat untumu akhii dan ukhtii


Nasihat untukmu akhii…
Seorang wanita karena akhlaqnya yang mulia akan selalu setia mendampingimu baik dikala suka dan duka miskin maupun kaya
Dengan modal iman dan taqwa engkau menjadi insan yang penyabar ketika diuji dan insan yang bersyukur ketika mendapat nikmat
Bersabar dan bersyukur itulah kunci kebahagiaan
ketika bersabar engkau akan hadapi ujian dengan tenang
ketika engkau bersyukur engkau akan selalu menikmati dan merasa cukup atas apa yang engkau dapat
Duhai pria jadilah engkau insan yang beriman dan bertaqwa karena itulah pria yang terpilih
karena engkaulah insan yang luar biasa
dan karena engkaulah insan yang berbeda dari lainnya engkau istimewa dihadapan Allah dan special dihadapan wanita shalehah.

Nasihat untukmu ukhtii….
Saudari-saudariku yang cantik jagalah dirimu dengan sebaik-baiknya,jaga lisanmu,tanganmu dan kakimu.  Bagi yang belum berjilbab sempurnakan cantiknya imanmu dengan menutup auratmu hingga lengkuk tubuhmu tak terlihat lagi, rambut tersimpan rapi dibalik hijab dalam rangka taat kepada-Nya.Allah swt berfirman
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”( Q.S An-Nur: 31)
                Jangan khawatir karena tertutp auratmu pria  takkan terpesona denganm. Yakinlah suatu saat kelak akan ada seorang pria yang terpesona denganmu namun bukan terpesona dengan rambut yang terurai panjang , wajah yang bermake-up mahal dan tubuh yang terlihat melengkuk-lengkuk indah namun ia terpesona  dengan akhlaqmu yang mulia.
Duhai akhii dan ukhtii….
    
Menyalurkan rasa cinta kepada lawan jenis dengan jalan pacaran bukanlah jalan yang di ridhoi Allah karena belum tentu dia adalah yang terbaik yang dipilih Allah untuk kita.
Sahabat jika kita suruh pilih barang antara yang bekas dengan yang baru tentu kita pilih yang baru bukan?
Maka dari itu sahabat mari kita fokus mempersiapkan diri kita jika Allah memberi satu yang terbaik untuk kita kita akan komitmen pada dirinya.

Mentari Di Hatiku

Engkau yang selalu menyapaku mengawali hari dengan sinarmu yang cerah
Engkau selalu menerangi kegelapanku dengan cahayamu yang benderang
Engkau yang mampu membuatku berjalan di siang hari untuk mencapai tujuan
Engkau bahkan tak putus asa kala hujan menyapaku kau tetap mengintipku menerobos celah-celah awan untuk tetap menyinari hariku dan engkau memberi harapan bahwa hujan tak menghalangi setiap langkahku untuk meraih cita-cita
Engkau tutup hariku dengan keindahan merah jingga untuk menghapus lelahku di siang hari

Di waktu malam engkau memberiku ruang untuk menatap indahnya esok pagi
engkau tetap memberiku keindahan dengan memancarkan sinarmu melalui bintang-bintang
  berhamburan dan sang bulan di langit yang gelap

Karena nasihatmu aku bisa melihat warna-warni dunia, bisa membedakan antara hitam dan putih
Karena semangatmu aku bisa menikmati keindahan kupu-kupu mengibaskan sayapnya di angkasa

Wahai mentari di hatiku tetaplah bersinar…
cahayamu yang membangkitkanku dari keterpurukan, dari ketakutan akan kegelapan
engkau penyemangat dalam hidupku, tak seharipun terlewat tanpamu, engkau yang tak pernah mengingkari janji…

Wahai mentari di hatiku terimakasih untuk cahaya cintamu yang telah menyinari hariku kemarin, hari ini maupun esok hari dan selamanya….

Rabu

Untuk Saudariku Seiman

Sambutlah Ia Dan Semilah Taqwa

Duhai saudariku, gegap gempita menyambut Ramadhan nan mulia dan hari raya setelahnya mulai kita rasakan. Jajanan khas Ramadhan dan hari raya telah ramai dijajakkan baik di ranah online maupun offline demikian juga soal busana aneka warna pun turut memeriahkan pula. Suasana yang demikian janganlah sampai melenakan, karena sungguh perbekalan taqwa dan keimanan sangat kita butuhkan untuk melalui hari-hari Ramadhan yang terbatas bilangannya.
Barangkali terbesit sedikit keinginan untuk ikut mengais rizqi di momen nan spesial ini, akan tetapi janganlah itu dijalani tanpa pengaturan waktu nan rapi. Karena sungguh, kita tak bisa menjamin akan berjumpa kembali dengan bulan Ramadhan yang penuh barokah ini.

Duhai saudariku yang kucintai….
Bertekadlah untuk menghadapi bulan ini dengan baik.
Saya mengingatkan pula bahwa Allah ‘Azza wa Jalla mencintai orang-orang yang mengagungkan syiar-syiar yang diagungkan-Nya, dan memberitakan bahwa hal itu merupakan bentuk ketaqwaan.
Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa berfirman:
(٣٢) وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ
“Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati”(QS. Al Hajj:32)
Kemudian saya ingatkan pula, bahwa diterimanya puasa seseorang, bergantung pada ketaqwaannya, sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa:
(٢٧) إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah: 27)

Dengan demikian, bukalah kembali lembaran demi lembaran ilmu tentang Ramadhan, sambut dan agungkanlah kehadiran bulan Ramadhan serta rasakanlah tingginya kedudukannya juga keutamaan-keutamaannya. Karena hal itu merupakan ciri pertama diterimanya ibadah puasa seorang hamba.
Iya, karena di atas ilmu itu nantinyalah akan terbangun motivasi nan tinggi untuk menjalani ibadah puasa dengan iman terhujam kuat di hati, mengharap pahala nan agung dan ridha Ilahi.

Duhai saudariku,
Apabila Ramadhan datang menjelang
Hadapi dan sambutlah ia dengan baik,
Mungkin saja tahun mendatang engkau telah tiada,
Lalu engkau datang dengan segudang alasan, namun tidak diterima.
Semoga Allaah senantiasa memberkahi waktu kita, hingga pupus usia.
Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya lah segala kebaikan menjadi sempurna.
**
Disarikan dari Buku Saku terjemah “Saudariku, Agar Puasamu Diterima Disisi Allah Ta’ala“, karya Abul Hasan bin Muhammad Al-Faqih, Pustaka Ibnu Umar.

Sumber : http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/sambutlah-dia-dan-semilah-taqwa.html

Minggu

Tentang Ayah

Meski ayah berbeda dengan yang lain

tak sesempurna yang lain,

memiliki kekurang fisik namun dengan segala keterbatasan ayah selalu berusaha memberi yang terbaik,

tubuh yang kuat kini melemah namun tak melemahkan semangat demi anaknya,

rambutnya berubah memutih karena termakan waktu memikirkan kebahagiaanku,

masa depanku,ayah selalu menyemangatiku kala yang lain merendahkan,

ayah selalu mendengar segala curahan hatiku kala kulama tak bersua akan semua mimpi dan nyataku,nasihatnya kadang menusuk hati namun penuh arti,

ayah juga teman diskusi yang setia atas problematika yang ada...
dari ayah aku bisa belajar kekuatan,

kesabaran,

kesetiaan,

ketegaran,

dan segala tentang kehidupan...

di balik aku ada ayah yang kuat

dibalik aku ada ayah yang berkerja keras

kesuksesanku adalah kebahagiaan ayah

takkan pernah ada kata malu aku memilki ayah seperti ayah yang kumiliki saat ini

meski seribu orang membenciku aku yakin sejuta orang sayang padaku

seperti apapun ayah dia tetap ayanku yang mendidikku jadi saat ini

dengan kekerasan aku tahu arti kekuatan

dengan kelembutan aku tahu arti kesabaran

dengan ketegasan aku tahu arti kebjaksanaan

Dan kuingin semua tahu, seperti apapun ayah tetap yang terbaik untukku,aku cinta ayah, terimakasih ayah untuk semua perjuanganmu...


Love u forever..... ^_^

Selasa

Bersemilah Ramadhan


sumber: http://muslimah.or.id/ramadhan/bersemilah-ramadhan-2.html
Musim semi merupakan musim dimana suasana akan tampak indah dan menawan. Bunga-bunga bermekaran harum mewangi, buah-buahan tampak ranum menguning, burung-burung akan berkicau riuh menyambut datangnya musim semi. Hati pun akan bahagia menyambut datangnya musim semi. Bagaimana dengan kita, apakah kita akan diam saja menyambut datangnya musim semi ibadah kita?
Ramadhan merupakan musim semi ibadah kita. Pada waktu yang sebentar itu akan dibelenggulah setan, diturunkan banyak sekali rahmat dari Yang Maha Pengasih, dan Allah akan melipatgandakan pahala untuk hamba-Nya serta mengampuni dosa-dosa. Pada bulan itu pintu surga dibuka lebar-lebar sedangkan pintu neraka ditutup rapat-rapat.
Nabi Shallāllāhu‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِيْنُ
“Ketika datang Ramadhan, dibukalah pintu surga dan ditutuplah pintu neraka serta dibelenggulah setan” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dibukanya pintu surga karena banyaknya pintu-pintu kebaikan dan banyaknya amal ibadah yang dilakukan, dan ditutuplah pintu neraka karena sedikitnya perbuatan maksiat yang dilakukan.
Ramadhan, Bulan Istimewa
Keistimewaan bulan Ramadhan yang paling utama adalah bahwa pada bulan ini diturunkan al-Qur’an sebagai petunjuk yang menerangi jalan hidup manusia. Allah ta‘ālā berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Bulan ramadhan, bulan yang diturunkan di dalamnya al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan pejelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)…” (Qs. Al-Baqarah: 185).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa Allah ta‘ālā memuji bulan puasa –yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan lainnya, karena Allah telah memilih bulan ini untuk menurunkan al-Qur’an. Sebagaimana Allah telah menurunkan kitab-kitab-Nya yang lain kepada para nabi di bulan Ramadhan.

Keistimewaan yang lain di bulan Ramadhan adalah adanya malam Lailatul Qadr. Malam Lailatul Qadr adalah malam yang lebih baik daripada seribu bulan, yang hanya terdapat di sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Allah ta‘ālā berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (١)وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (٢)لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (٣)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Qur’an) pada lailatul qadr (malam kemuliaan). Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan” (Qs. Al-Qadr:1-3)
Malam tersebut adalah malam yang sangat mulia. Pahala akan dilipatgandakan, doa-doa yang dipanjatkan akan dikabulkan.
Bulan Ramadhan, Hanya Sebentar Saja
Ada suatu ungkapan, ‘Masa yang paling jauh adalah masa lalu, karena ia tidak akan kembali. Sedangkan masa yang paling dekat adalah yang akan segera datang’. Masa depan yang akan segera datang itu pun akan segera berlalu dengan berputarnya bumi ini pada porosnya. Begitu juga dengan Ramadhan, dia datang sngan segera dan itu berarti dia akan segera berlalu juga.
Allah ta‘ālā berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (١٨٣)أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan terhadap orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. Hari-hari yang berbilang…” (Qs. Al-Baqarah: 183-184).
Setelah menjelaskan kewajiban untuk berpuasa Allah ta‘ālā menjelaskan jumlah hari yang diwajibkan untuk berpuasa. Bukan setiap hari, karena hal tersebut sangat berat untuk jiwa dan melemahkan badan. Akan tetapi hanya pada hari-hari yang berbilang saja, hanya sebentar saja. Sebentar dalam kesabaran untuk mendapatkan kemenangan dan kebahagiaan.
Saudariku…Allah tidak menghendaki kesusahan dengan memerintahkan hamba-Nya untuk berpuasa. Allah ta‘ālā berfirman,
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Allah menginginkan kemudahan dan tidak menginginkan kesusahan” (Qs. Al-Baqarah: 185).
Puasa bukanlah keletihan, tetapi puasa adalah kenikmatan penghambaan kepada Allah ta‘ālā. Ramadhan tidak akan berlangsung lama, hanya satu bulan saja. Sungguh sayang bila bulan itu berlalu begitu saja, sedangkan kita tidak mendapatkan satupun bingkisan yang dibagi-bagikan pada bulan itu. Maka bersegeralah menuju kebaikan itu.
Bulan Ramadhan, Bulan Ibadah
Ibadah adalah semua hal yang dicintai oleh Allah serta diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang lahir maupun yang batin. Ibadah meliputi ibadah zhāhir yang berupa amalan-amalan zhāhir seperti shalat, membaca al-Qur’an bersedekah dan lainnya, sedangkan ibadah batin yaitu amalan-amalan yang berkaitan dengan hati, seperti rasa takut, harap, dan cinta kepada Allah.Bulan Ramadhan merupakan suatu kesempatan untuk kita meningkatkan kualitas ibadah kita. Baik ibadah yang bersifat zhāhir maupun batin.
Bulan Ramadhan, Bulan Bersedekah
‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallāhu‘anhuma berkata, “Rasulullah Shallāllāhu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling dermawan, beliau lebih dermawan lagi ketika Ramadhan, ketika Jibril menjumpainya setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu beliau Shallāllāhu ‘alaihi wa sallam mengulang Al-Qur’an dengannya.” ‘Abdullah bin ‘Abbas berkata, “Rasulullah Shallāllāhu ‘alaihi wa sallam tatkala ditemui oleh Jibril lebih dermawan dari angin lepas.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bulan Ramadhan, Bulan al-Qur’an
Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia dengan berbagai keutamaannya. Al-Qur’an adalah kitab mulia yang diturunkan di bulan tersebut. Rasulullah Shallāllāhu ‘alaihi wa sallam mengulang hafalan beliau kepada Jibril, satu kali khatam setiap malam Ramadhan, begitu juga dengan para sahabat dan para pengikutnya.
Allah ta‘ālā berfirman, yang artinya,
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (٢٩)لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (٣٠)
“Sesungguhnya orang-orang yang membaca kitab Allah, mendirikan shalat dan berinfaq dari apa yang Kami anugerahkan kepada mereka secara diam-diam dan terang-terangan, mengharapkan perdagangan yang tidak pernah merugi, untuk memenuhi ganjaran mereka dan menambah keutamaanNya untuk mereka, sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Bersyukur” (Q.S. Fathir: 29-30).
Membaca Al-Qur’an terbagi dua. Pertama, membaca secara makna, yaitu dengan membenarkan semua yang dikabarkan di dalamnya dan menunaikan semua perintah yang terkandung di dalamnya. Kedua, membaca secara lafaz yaitu dengan membacanya (mengucapkan dengan lisannya). Keutamaan amalan membaca al-Qur’an ini telah banyak diterangkan dalam nash, salah satunya adalah dari ‘Aisyah radhiyaallāhu‘anhā, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang mahir membaca Al-Qur`an, maka kedudukannya di akhirat bersama para malaikat yang mulia lagi baik. Sementara orang yang membaca Al-Qur`an dengan tertatah-tatah dan dia sulit dalam membacanya, maka dia mendapatkan dua pahala.” (HR. Muslim no. 798)
Bulan Ramadhan, Bulan Perjuangan
Manusia terbagi ke dalam tiga golongan, orang yang dikalahkan oleh hawa nafsunya, orang yang berjuang melawan hawa nafsunya, dan orang yang dikalahkan oleh hawa nafsunya.Dari Abu Hurairah radhiyallāhu‘anhu bahwa Rasulullah Shallāllāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Neraka dikelilingi dengan syahwat (hal-hal yang menyenangkan nafsu), sedang surga dikelilingi hal-hal yang tidak disenangi (nafsu).”
Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk berjuang melawan hawa nafsu dengan membiasakan diri dengan amalan shalih dan berusaha membersihkan jiwa dari penyakit hawa nafsu. Pada siang hari melakukan ketaatan dengan puasa dan pada malam hari melakukan ketaatan dengan melakukan shalat sunnah tarawih. Dengan demikian hawa nafsu itu akan lebih mudah untuk ditundukkan.
Luruskan Niat
Sebuah hadits yang mulia yang datang dari Rasulullah Shallāllāhu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda
إنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Segala amal itu bergantung pada niatnya dan setiap orang mendapatkan apa yang diniatkannya….” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketika sudah berletih-letih dalam beramal, sungguh sayang jika semuanya harus musnah dan hanya menyisakan keletihan saja karena niat yang tidak ikhlas.
Rasulullah Shallāllāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang berpuasa dengan iman dan mengharapkan (pahala dari Allah), maka diampunkan baginya dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maka tiada pendorong bagi kita untuk melaksanakan puasa dan seluruh amalan kebaikan di bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya kecuali ikhlas hanya untuk Allah ta‘ālā semata.
Saudariku… siapkan bekal yang cukup, selagi masih ada waktu. Mari kita manfaatkan musim semi ini untuk menanam benih-benih bunga dan buah keimanan dan ibadah, hingga nanti kita akan menikmati manisnya hasil panen ibadah kita. Marhaban ya Ramadhan…
Wahai engkau yang tidak cukup melakukan dosa pada bulan Rajab…
Lalu engkau sambung kembali pada bulan Sya’ban…
Telah datang bulan puasa kepadamu setelah keduanya…
Janganlah engkau jadikan lagi bulan itu bulan dosa…
Bacalah al-Qur’an dan bersungguh-sungguhlah dalam bertasbih…
Karena bulan itu bulan al-Qur’an dan tasbih…
Berapa banyak yang engkau kenal mereka berpuasa di masa terdahulu…
Di antara keluarga, tetangga, dan saudara…
Kematian itu telah memusnahkan mereka dan menyisakan dirimu…
Betapa dekatnya yang sekarang dengan yang terdahulu…
***
Muslimah.Or.Id
Penulis: Rinautami Ardi Putri
Murajaah: Ustadz Andika Minaoki
Referensi :
Naro, Armen Halim. 2012. Bersemilah Ramadhan. Bogor: Darul Ilmi Publishing
Tuasikal, Muhammad Abduh. 2010. Panduan Ramadhan. Yogyakarta: Pustaka Muslim
Al-Hilaliy, Salīm Ibn ‘Id dan ‘Ali Hasan ‘Ali ‘Abdul Hamid. 1997.Ṣifatu Ṣaumi Nabī fī Ramadhān. Beirut: Dāru Ibni Jauzi
Majālisu Syahri Ramadhān, Syaikh Utsaimin (Maktabah Syamilah)
Tafsir Ibnu Katsir (Maktabah Syamilah)